Kamis, 20 Oktober 2011

Pakar Kelautan : Reklamasi Pantai Tangerang akan Semakin Merusak Lingkungan

TANGSELnews-Pakar kelautan dari  Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), DR Alan A. Karapitan mengatakan reklamasi akan mengakibatkan sejumlah dampak negatif seperti eutrofikasi. Artinya, disatu sisi reklamasi menahan gelombang air laut namun di sisi lain gelombang laut akan menumpuk dan menyebabkan pola arus gelombang air laut berubah.”Jika terjadi penumpukan gelombang air laut itu jadi bau dan mengakibatkan matinya beberapa jenis biota laut,” ujar Alan saat dihubungi Tangselnews belum lama ini.
Menurutnya, kasus seperti itu sudah terjadi pada sejumlah pantai di pantai utara Jakarta. Padahal, reklamasi di pantai utara Jakarta itu masih skala  kecil. Sedangkan reklamasi skala besar, sambung Alan, akibat yang ditimbulkan yaitu terhalangnya jalur hidrologi atau saluran air dari darat ke laut. Sehingga, menyebabkan banjir di daratan tidak terelakkan.
Menurutnya, kasus akibat reklamasi skala besar itu sudah terjadi di beberapa Negara ASEAN seperti Vietnam yang menimbulkan dampak terhalangnya jalur hidrologi itu. “Apalagi di Tangerang itu ada Sungai Cisadane yang arus dan volume airnya sangat besar,” ujar Alan.
Selain itu, sambung Alan, reklamasi juga akan menyebabkan penurunan permukaan tanah. Karena, tidak mungkin di daerah pantai yang sudah direklamasi tidak didirikan bangunan-bangunan komersil seperti hotel, apartemen, dan tempat-tempat wisata. Karena, para investor akan menderita kerugian jika mereka tidak membangun bangunan itu yang bernilai ekonomis.
“Tentunya bangunan-bangunan itu akan menyedot air tanah yang sangat banyak,” ujarnya.
Alan mengatakan, akibat penyedotan air secara besar-besaran itu per tahunnya diperkirakan akan terjadi penurunan permukaan tanah hingga mencapai 20-25 sentimeter.
Menurutnya,ada beberapa upaya yang bisa dilakukan selain melakukan reklamasi pantai untuk mengatasi abrasi. Diantaranya, melaukan revitalisasi pantai secara alami. Revitalisasi alami itu seperti meningkatkan upaya konservasi hutan mangrove dan menghentikan penambangan pasir liar.
Solusi lainnya, juga bisa  melakukan rekayasa pantai seperti yang sudah dilakukan Italian dan Dubai. Menurut  Alan, kedua Negara itu telah menghitung gelombang laut dari berbagai arah. Setelah itu, mereka membangun tanggul pemecah gelombang. Namun, untuk membangun itu membutuhkan dana yang sangat besar.“Kalau mau yang murah ya dengan konservasi hutan mangrove itu,” ujarnya.

Buku Pertama: Rekayasa Pantai

ADA banyak sekali gagasan dan harapan dalam hidup yang selalu mengobsesi. Semuanya hampir seperti mimpi. Dari semua itu, baru satu buku yang berhasil dipublikasi. Buku pertama terasa manis dan heroik sekali karena itu pertama kalinya buku yang mendapatkan hibah buku dari Dinas Pendidikan Dikti DP2M Jakarta. Senang dan terharu, karena merupakan karya ilmiah pertama yang langsung mendapatkan penghargaan nasional melalui kompetisi antar dosen seluruh Indonesia.
Buku Pertama: Rekayasa Pantai, terbit 2009, PT. Alfabeta, Bandung
RINGKASAN BUKU
Judul Buku : REKAYASA PANTAI
Penulis: Mochammad Meddy Danial ST. MT.
Penerbit : PT. Alfabeta Bandung
Cetakan : Kesatu, November 2008
Jumlah halaman: xx + 320
Jumlah bab : 14 bab
Dewasa ini, ilmu rekayasa pantai sudah sangat pesat perkembangannya. Dari teori gelombang linier hingga teori gelombang nonlinier. Dari kajian perlindungan pantai hingga penyelidikan pengembangan kawasan pantai. Dari konsep reklamasi pantai (beach nourishment) hingga konsep konstruksi terapung yang sangat besar (large floating structure) yang mengagumkan. Dari teknologi single wind turbin hingga konsep wind energy farm. Dari konsep energi gelombang (wave energy) hingga konsep compound energy device yang menggabungkan energi gelombang, energi angin dan energi matahari menjadi satu pembangkit energi listrik alternatif. Dari konsep penyelidikan pantai menggunakan instrumen berbasis digital hingga penyelidikan pantai menggunakan instrument berbasis nuklir. Dari mulai pembangunan dermaga kecil (small pier) hingga pembangunan konstruksi lepas pantai (offshore structure) di laut dalam. Dari mulai jembatan ponton hingga konstruksi terowongan bawah tanah yang memukau di daratan Eropa yang menghubungkan Inggris dan Prancis.
Rekayasa Pantai (Coastal Engineering) menurut USACE (US Army Corps of Civil Engineering), 2000, secara garis besar adalah salah satu dari beberapa disiplin ilmu yang mempelajari proses-proses, fenomena lingkungan, dan karakteristik pada daerah pantai, dan mengembangkan suatu solusi untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh interaksi manusia dengan alam di daerah pantai.
Bab 1 berisi mengenai pengantar dan definisi pantai dan kawasan pantai secara umum serta makna strategis kawasan pantai.
Pada bab 2, mempelajari mengenai dasar teori gelombang linier, parameter gelombang linier, dan karakteristik gelombang linier.
Pada Bab 3, mempelajari teori gelombang nonlinier. Akan dipelajari teori gelombang nonlinier Stokes, stream function, cnoidal, solitar, nonlinier mild slope equation, contoh soal gelombang nonlinier.
Bab 4, mempelajari proses transformasi gelombang dari laut dalam hingga laut dangka, yang meliputi refraksi, difraksi, shoaling, refleksi gelombang dan proses gelombang pecah (breaking wave).
Bab 5, membahas mengenai arus pantai dan konsep tegangan radiasi (radiation stress),  wave set-up dan wave set-down.
Bab 6 membahas proses transpor sedimen pantai, pembagian tipe sedimen dan metode perhitungan.
Bab 7 membahas gelombang panjang yang terdiri dari gelombang pasang surut dan gelombang Tsunami. Akan dipelajari mengenai mekanisme pasang surut dan gelombang Tsunami, serta karakteristiknya.
Bab 8 adalah peramalan gelombang yang mempelajari proses pembangkitan gelombang oleh angin, gelombang sea dan swell, fetch, durasi angin, dan kecepatan angin, konsep fully developed sea, menghitung tinggi gelombang berdasarkan data angin untuk laut dalam.
Bab 9 mengenai statistik gelombang yang mempelajari parameter statistik gelombang, distribusi angin, spektrum gelombang, dan deret fourier.
Bab 10, membahas proses pantai yang merupakan interaksi antara gelombang, karakteristik tanah, arus, angin, morfologi pantai, batimetri dan bangunan-bangunan pantai. Tipe-tipe pantai, klasifikasi sedimen pantai, evolusi perubahan pantai, geomorfologi pantai, dan contoh perubahan morfologi pantai.
Bab 11, mempelajari gaya gelombang yang bekerja pada struktur bangunan pantai yang kecil (small structure), struktur yang besar (large structure), gaya gelombang pada struktur terapung, stabilitas struktur, prediksi gaya gelombang berdasarkan spektrum gelombang serta contoh aplikasi gaya gelombang pada tiang silinder.
Bab 12 membahas mengenai bangunan pantai, yaitu berisi macam-macam bangunan pantai, fungsi bangunan dengan kelebihan dan kekurangannya. Metode perlindungan pantai berdasarkan hard solution dan soft solution, serta konsep konstruksi bangunan pantai yang mengapung (floating structure).
Bab 13 adalah membahas mengenai survai dan perencanaan bangunan pantai, perencanaan pemecah gelombang tumpukan batu (rubble mound breakwater), metode dan langkah-langkah dalam merencanakan bangunan pantai, contoh soal perencanaan bangunan pantai dinding tegak.
Bab terakhir yaitu Bab 14 membahas energi gelombang dan energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangkit energi listrik alternatif. Berisi karakteristik energi gelombang dan energi angin. Prinsip kerja energi gelombang dan energi angin, model-model pembangkit energi gelombang dan angin, dan contoh soal dan penyelesaian desain lahan untuk turbin angin.

Ilmu Rekayasa Pantai

Dewasa ini, ilmu rekayasa pantai sudah sangat pesat perkembangannya. Dari mulai teori gelombang linier hingga teori gelombang nonlinier. Dari mulai kajian perlindungan pantai hingga penyelidikan pengembangan kawasan pantai. Dari mulai konsep reklamasi pantai (beach nourishment) hingga konsep konstruksi terapung yang sangat besar (large floating structure) yang mengagumkan. Dari mulai teknologi single wind turbin hingga konsep wind energy farm. Dari konsep energi gelombang (wave energy) hingga konsep compound energy device yang menggabungkan energi gelombang, energi angin dan energi matahari menjadi satu pembangkit energi listrik alternatif. Dari mulai konsep penyelidikan pantai menggunakan instrument berbasis digital hingga penyelidikan pantai menggunakan instrument berbasis nuklir. Dari mulai pembangunan dermaga kecil (small pier) hingga pembangunan konstruksi lepas pantai (offshore structure) di laut dalam. Dari mulai jembatan ponton hingga konstruksi terowongan bawah tanah yang memukau di daratan Eropa yang menghubungkan Inggris dan Prancis.
Rekayasa Pantai (Coastal Engineering) menurut USACE (US Army Corps of Civil Engineering), 2000, secara garis besar adalah salah satu dari beberapa disiplin ilmu yang mempelajari proses-proses, fenomena lingkungan, dan karakteristik pada daerah pantai, dan mengembangkan suatu solusi untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh interaksi manusia dengan alam di daerah pantai.
Ilmu rekayasa pantai adalah bagian dari ilmu teknik sipil yang bersandar dan berhubungan dengan berbagai ilmu lainnya antara lain: Mekanika Fluida, Matematika, Statistik, Mekanika Tanah, Oseanografi, Meteorologi, Mekanika Struktur, Geologi, Mekanika bahan, Elektronika, dan Komputer.
Rekayasa pantai meliputi bahasan teori mengenai gelombang dan macam-macam gelombang, sifat-sifat gelombang, gelombang linier dan nonlinier, tekanan dan gaya gelombang, transformasi gelombang, interaksi gelombang dan arus, pasang surut, pengaruh angin terhadap proses pembentukan gelombang, proses pantai, angkutan sedimen pantai, gaya-gaya gelombang pada struktur, macam-macam bangunan pantai dan perlindungan pantai, perencanaan bangunan pantai, pengembangan energi gelombang dan angin.

sumber : http://coastalfuture.blogspot.com/2008/02/dewasa-ini-ilmu-rekayasa-pantai-sudah.html